I. TEKNIK
PEMIJAHAN LELE SANGKURIANG
2.1. Pematangan Gonad
Pematangan gonad lele sangkuriang
dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam ukuran 50 m2,
keringkan selama 2-4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam, isi air setinggi
50-70 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 300 ekor induk ukuran 0,7-1,0
kg, beri pakan tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3% setiap
hari.
Catatan: induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
2.2. Pematangan di bak
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya,
siapkan baktembok ukuran panjang 8m, lebar 4m dan tinggi 1m; keringkan selama
2-4 hari, isi air setinggi 80-100 cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 100
ekor induk, beri pakan tambahan (pellet) sebanyak 3 persen/hari.
Catatan: induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
2.3.Seleksi
Seleksi induk lele sangkuriang
dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh.
Tanda induk betina yang matang gonad :
- perut gendut
dan tubuh agak kusam
- gerakan lamban
dan punya dua lubang kelamin
- satu
lubang telur satu lubang kencing
- alat kelamin
kemerahan dan agak membengkak
Tanda induk jantan yang matang gonad :
- gerakan lincah,
tubuh memerah dan bercahaya
- punya satu
lubang kelamin yang memanjang, kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih.
2.4. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva
Pemijahan ikan lele sangkuriang dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami (natural spawning),
pemijahan semi alami (induced spawning) dan pemijahan buatan (induced/artificial
breeding). Pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan
betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan secara alami di
bak/wadah pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan semi alami dilakukan
dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang
kemudian dipijahkan secara alami. Pemijahan buatan dilakukan dengan cara
merangsang induk betina dengan penyuntikkan hormon perangsang kemudian
dipijahkan secara buatan.
- Pemijahan
Alami
- Siapkan bak
berukuran panjang 2m, lebr 1m, dan tinggi 0,4 m
- Keringkan
selama 2-4 hari
- Isi air
setinggi 30 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan
- Pasang hapa
halus seusai ukuran bak
- Masukkan ijuk
secukupnya
- Masukkan 1 ekor
induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari
- Masukkan pula 1
ekor induk jantan
- Biarkan memijah
- Esok harinya
tangkap kedua induk dan biarkan telur menetas di tempat itu.
Hasil pemijahan alami lele sangkuriang
biasanya kurang memuaskan. Jumlah telur yang keluar tidak banyak.
B. Pemijahan Semi Alami
- Perbandingan induk jantan dan betina
1:1 baik jumlah maupun berat
- Penyuntikkan langkahnya sama dengan
pemijahan buatan
- Pemijahan langkahnya sama dengan
pemijahan alami
C. Pemijahan Buatan
Pemijahan buatan memerlukan keahlian khusus. Dua langkah
kerja yang harus dilakukan dalam sistem ini adalah penyuntikkan, pengambilan
sperma dan pengeluaran telur.
- Penyuntikkan dengan ovaprim
Penyuntikkan adalah kegiatan memasukkan
hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang digunakan
adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot
0,3 mil ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikkan ke dalam tubuh induk
tersebut; masukkan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan
selama 10 jam.
- Penyuntikkan dengan hypofisa
Penyuntikkan bisa juga dengan ekstrak
kelenjar hypofisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya siapkan induk betina yang
sudah matang gonad ; siapkan 1,5 kg ikan mas ukuran 0,5 kg; potong ikan mas
tersebut secara vertikal tepat di belakang tutup insang; potong bagian kepala
secara horizontal tepat dibawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar
hypofisa; masukkan ke dalam gelas penggerus dan hancurkan; masukkan 1 cc
aquabides dan aduk hingga rata; sedot larutan hypofisa itu; suntikkan ke dalam
tubuh induk betina; masukkan induk yang sudah disuntik ke bak lain dan biarkan
selama 10 jam.
- Pengambilan Sperma
Setengah jam sebelum pengeluaran tleur;
sperma harus disiapkan. Caranya:
1. Tangkap induk
jantan yang sudah matang kelamin
2. Potong secara
vertikal tepat di belakang tutup insang
3. Keluarkan
darahnya
4. Gunting kulit
perutnya mulai dari anus hingga belakang insang
5. Buang organ
lain di dalam perut
6. Ambil kantung
sperma
7. Bersihkan
kantung sperma dengan tisu hingga kering
8. Hancurkan
kantung sperma dangan cara menggunting bagian yang paling banyak
9. Peras spermanya
agar keluar dan masukkan ke dalam cangkir yang telah diisi 50 ml (setengah
gelas) aquabides
10. Aduk hingga
homogen.
2.5. Pengeluaran Telur
Pengeluaran
telur dilakukan setelah 10 jam dari peyuntikkan, namun 9 jam sebelumnya
diadakan pengecekkan.
Cara
pengeluaran telur:
1. Siapkan 3 buah
baskom plastik, 1 botol Natrium Chlorida (infus), sebuah bulu ayam, kain lap
dan tisu
2. Tangkap induk
dengan sekup net
3. Keringkan tubuh
induk dengan lap
4. Bungkus induk
dengan lap dan biarkan lubang telur terbuka
5. Pegang bagian
kepala oleh satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya
6. Pijit
bagian perut ke arah lubang telur
7. Tampung
telur dalam baskom plastic
8. Campurkan
larutan sperma ke dalam telur
9. Aduk
hingga rata dengan bulu ayam
10. Tambahkan
Natrium Chlorida dan aduk hingga rata
11. Buang
cairan itu agar telur-telur bersih dari darah
12. Telus
siap ditetaskan.
2.6. Penetasan
Penetasan lele sangkuriang dimasukkan
ke dalam bak tembok. Caranya :
1. Siapkan sebuah
bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m
2. Keringkan
selama 2-4 hari
3. Isi
bak tersebut dengan air setinggi 30 cm dan biarkan air mengalir selama
penetasan
4. Pasang hapa
halus yang ukurannya sama dengan bak
5. Beri pemberat
agar hapa tenggelam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja
6. Tebarkan telur
hingga merata ke seluruh permukaan hapa
7. Biarkan telur
menetas dalam 2-3 hari.
Penetasan telur sebaiknya dilakukan
pada air yang mengalir untuk menjamin ketersediaan oksigen terlarut dan
penggantian air yang kotor akibat pembusukan telur yang tidak terbuahi. Peningkatan
oksigen terlarut dapat pula diupayakan dengan pemberian aerasi.
Telur lele sangkuriang menetas 30-36 jam setelah
pembuahan pada suhu 22-25 0C. Larva lele yang baru menetas memiliki
cadangan makanan berupa kantung telur (yolksack) yang akan diserap sebagai
sumber makanan bagi larva sehingga tidak perlu diberi pakan. Penetasan telur
dan penyerapan yolksack akan lebih cepat terjadi pada suhu yang lebih tinggi.
Pemeliharaan larva dilakukan dalam hapa penetasan. Pakan dapat mulai diberikan
setelah larva berumur 4-5 hari atau ketika larva sudah dapat berenang dan
berwarna hitam.
II. MANAJEMEN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
Kegiatan budidaya lele sangkuriang di
tingkat pembenih/pembudidaya sering dihadapkan pada permasalahan timbulnya
penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembenihan, penyakit banyak
ditimbulkan oleh adanya serangan organisme pathogen sedangkan pada kegiatan
pembesaran, penyakit biasanya terjadi akibat buruknya penanganan kondisi
lingkungan.
Kegagalan pada kegiatan pembenihan ikan
lele dapat diakibatkan oleh serangan organisme predator (hama) ataupun
organisme pathogen (penyakit). Organisme predator yang biasanya menyerang
antara lain insekta, ular, atau belut. Serangan lebih banyak terjadi bila
pendederan benih dilakukan di kolam tanah dengan menggunakan pupuk kandang.
Sedangkan organisme pathogen yang lebih sering menyerang adalah Ichthiopthirius
sp, Trichodina sp, Dacttylogyrus sp, dan Aeromonas hydrophyla.
Penanggulangan hama insekta dapat
dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat
pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat
dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan kolam di sekeliling
kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat
dilakukan dengan manajemen lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan
yang teratur dan mencukupi. Bila serangan sudah terjadi,benih harus dipanen
untuk diobati. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Manajemen lingkungan dapat dilakukan
dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan
menggunakan kolam dan tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan
tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisian
tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan
menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan,
disinfeksi (bila diperlukan), pemupukan, pengairan dan pengkondisian tumbuhnya
plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan
dengan penambahan probiotik.
· Kami petani lele dari Sleman-Yogyakarta yang
sudah berpengalaman. Kami menjual induk dan bibit lele sangkuriang berbagai
ukuran. Melayani pengiriman keluar kota dan luar pulau. Alamat : Jl. Kaliurang
Km 13,5 Sleman-Yogyakarta.
Bibit lele yang kami hasilkan adalah bibit lele berkualitas, telah terbukti
dengan penanganan yang baik dan benar bibit lele hasil dari produksi kami dapat
berkembang dengan baik dan cepat pertumbuhannya. Berikut kami informasikan data
dari tempat usaha pembibitan lele kami :
Jenis : Sangkuriang.
Sistem : Intensif.
Pemijahan : Alami.
Sumber air : Air tanah / sumur.
Kolam : Terpal.
Pakan : Cacing sutra.
Pengangkutan : Dikemas dalam kotak styrofoam penahan panas, tahan sampai 19
jam.
Kota tujuan : Seluruh Indonesia.
Kapasitas pengiriman :
UKURAN : KAPASITAS / Ekor / BOX :
2-2cm : 15.000.
2-3cm : 8.000.
3-4cm : 6.000.
3-5cm : 5.000.
4-6cm : 4.000
Induk : 15.